KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN ( LITERATURE REVIEW 20 JURNAL !!! )

 

KHAILA ZEVANIA A. 202146500826
MOH. ARIEF GUNANTO 202146500836


Representasi Pendidikan Karakter dalam Film Surau dan Silek (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)



Pendekatan : deskriptif kualitatif
Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda : Rustam adalah mamak (paman) dari Adil. Rustam duduk di bandul, di halaman Rumah Gadang.
Petanda : Scene ini merepresentasikan menerima nasehat yang disampaikan. Memberikan nasehat melalui perkataan adalah salah satu cara dalam Pendidikan Karakter.

Penanda : Tiga orang anak sedang mendirikan Sholat secara Berjama’ah, di sebuah masjid

Petanda : Melaksanakan sholat adalah representasi dari muslim yang taat

Penanda : Dua orang yang sedang bekerja memegang mencakar padi, dan pakai topi tudung, untuk menjemur padi.
Petanda : Anak yang bekerja menandakan sikap berbakti dan mau bekerja keras membantu orang tua.

Kesimpulan :
Film Surau dan Silek mengandung banyak pesan moral, nilai-nilai agama dan budaya, sehingga mampu merubah persepsi tentang silat di Minang yang tak hanya sebagai aktifitas pemuda nagari untuk berkelahi, namun juga sebagai pendidikan karakter dari perspektif Islam dan adat Minang, yaitu mengamalkan agama Islam sebagai ajaran, dan melestarikan budaya surau dan silat sebagai aktifitas pemuda Minang.

Konstruksi Makna Postingan Instagram @najwashihab Dalam Membangun Citra Diri ( Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure )


Pendekatan : deskriptif kualitatif
 
Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda : Deskripsi foto dituliskan Najwa Shibab “ hari kartini , saya mau berbagi perihal isu yang penting tapi jarang dibicarakan dengan terbuka...
Petanda : Dalam deskripsi foto yang diunggah oleh Najawa Shihab dapat diartikan bahwasanya ia merupakan bentuk nyata sosok kartini yang sangat memberikan edukasi dengan cara menyerukan sebuah produk perempuan agar bisa menggunakan produk dalam negeri yang memberikan dampak baik bagi perempuan indonesia.

Penanda : Foto sendiri dengan pose yang simpel
Petanda : Foto ini memperlihatkan kan bahwasanya ia tidak seorang yang suka ribet , ia hidup dengan simpel dan apa adanya .

Penanda : Menggunakan fashion batik yang dimodif secara sporty
Petanda : Mengenakan batik menggambarkan ia sangat bangga menggunakan batik dengan memodifikasi batik yang bergaya sporty , walaupun dengan batik ia tetap terlihat fhasion nable dan secara tidak langsung seseorang ia telah membentuk citra dirinya bahwasanya sosok najwa shihab merupakan seseorang yang santai tetapi masih tetap terlihat modis dan ia serta tetap melestarikan warisan budaya indonesia

Kesimpulan :
Maka dari itu penelitian ini menyimpulkan bahwasanya Najwa Shihab mempunyai beberapa sifat dalam membangun citra dirinya yang simpel , mengedukasi , pintar , rendah hati , modern , modis serta inspiratif.

PESAN TOLERANSI DALAM KARTUN ANIMASI DIVA THE SERIES
(Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)Pendekatan : deskriptif kualitatif

Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda : Mona membawa pesanan kue keranjang yang begitu berat makanya saat menyapa teman-temanya Mona sejenak meletakan dibawah kotak pesanan berisi kue keranjang tersebut
Petanda : Mona saat berbincang mengucapkan berat membawa pesanan sebanyak ini. Dan menawarkan untuk dibantu teman-temanya

Penanda :Mona memberikan ucapan salam dengan menunggu di depan pintu sebelum pintu terbuka. Aling juga merespon salam tersebut dengan membuka pintu rumahnya.
Petanda : Mona dan Aling sangat menghormati keberagaman satu sama lain. Sehingga Mona mengucapkan salam dengan sopan santun dan Aling menjawab dengan ciri khasnya.

Penanda :Koh Lim menghias rumahnya penuh dengan warna merah dan hiasan lainnya. Tidak ketinggalan ada berbagai makanan untuk para tamu yang akan berkunjung kerumah nanti di Imlek.
Penanda : Koh Lim menghias rumahnya bertujuan supaya naga jahat bernama Nian tidak menganggu rumahnya.

Kesimpulan :Dalam kartun animasi ini dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan bukan hanya sebagai hiburan saja, namun juga mampu memberikan pelajaran karena di dalamnya ada beberapa nilai-nilai dan pesan toleransi dalam setiap ceritanya


PETANDA PADA CERPEN ANAK "KE HUTAN" KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE


Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda : Kata   Kang   Ifan.“Kalau  kita  menemukan  jalan  menanjak,apalagi    setelah    lelah,    pasti    wajahnya merana. 
Petanda : terdapat suasana yang kontras  antara  merana  dan  tersenyum  atau senang dan sedih.Maksud   dari   petanda   ialah   jalan menanjak  membuat  energi  terkuras  banyak dan langkah kaki pun menjadi lebih berat, hal itu  menyabakan  wajah  anak-anak  menjadi letih,   lesu   dan   melas.

Penanda :“Minum  boleh,makan gula merahnya, pasti segar lagi. Tapikalau makan nasi atau roti jangan dulu!”kata Kang Ifan
Petanda : Makna  petanda  di  sini,  Kang  Ifan menyuruh  minum  dan  makan  gula  merah serta melarang makan nasi atau roti.

Penanda :“Orang ituadalah Si Kabayan,  tokoh  dongeng  dari  Jawa  Barat. Karena  menurut  Si  Kabayan,  setelah  jalan menanjak pasti menemukan jalan menurun, pasti kemudian menanjak.” 
Penanda : Dalam     makna     petanda,     dapat dikatakan,  ini  adalah  sesuatu  pengetahuan yang  ingin  disampaikan  penulis  melalui tokoh  yang ia ciptakan.

Kesimpulan : Hasil dan pembahasannya terdapat beberapa penanda (signifier) dan petanda (signifier) dalam cerpen anak "Ke Hutan" karya Yosep Rustandi yaitu ada 11 tanda yang dapat diamati yaitu, (1) benda untuk menunjukkan tujuan, (2) sifat tokoh Rakey, (3) nasihat kebaikan, (4) keadaan yang berlawanan, (5) latar belakang pengarang, (6) motivasi tersirat, (7) majas personifikasi, (8) solidaritas dan kebersamaan, (9) pesan moral, (10) unsur religius dan (11) kesederhanaan serta keasrian alam. Sehingga, muncul makna baru yang lebih kompleks.


Perilaku Menyimpang Dalam Film “Yuni” (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Tentang Perilaku Menyimpang dalam Film “Yuni”)


Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda :Yuni dan suci mengonsumsi minuman beralkohol hinggat ak sadarkan diri (mabuk).
Petanda : Perilaku yang telah dilakukan Yuni termasuk kedalam jenis primer karena Yuni baru kali itu saja mengunjungi bardan minum minuman beralkohol, berbeda dengan Suci yang sudah sering minuman beralkohol dan mengunjungi tempat sepertiitu , perilaku Suci termasuk kedalam jenis perilaku sekunder karena sudah dilakukan berulang kali.

Penanda :Yuni yang tengah berkumpul dengan teman-temannya disebuah taman dan membicarakan tentang pacaran,salah satu temannya yang bernama Uung menyarankan agar Yuni untuk mencari pacar dan agar fokusnya bukan hanya belajar.
Petanda : hal ini termasuk kedalam perilaku menyimpang seorang siswa yang malas belajar

Kesimpulan : pentingnya mempelajari perilaku menyimpang dan faktor yang menjadi latar belakang perilaku menyimpang dalam Fillm Yuni.

PENERAPAN ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE DALAM PERTUNJUKAN KETHOPRAK RINGKES

Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda :Walaupun intelek, bergelar,  tapi  yang  jelek itu juragannya
Petanda : Sekalipun berpendidikan, tetap harus mengikuti “boss” yang   bahkan   tidak   sepadan dengannya

Penanda : Tapi    mengapa    cinta    itu terpisah  oleh  dinding  yang membelah.
Petanda : Cinta  harus  terpisah  karena keberjarakan

Penanda : Wong-wong sing gedhe nglanggar hukum, nek korup  tekan  ratusan  yuto(dalam   bahasa Indonesia artinya   orang-orang   yang besar   melanggar   hukum, jika korupsi sampai ratusan juta)
Penanda : Orang-orang      besar      mau berkorupsi    dengan    artian mereka melanggar hukum

Kesimpulan : adanya  analisa  lima dialog  menggunakan  analisis penanda-petanda,  hubungan  duakosakata  dengan  analisis in  present-in absentia,  dan  limadialog  lainnya  menggunakan  analisis  poros  kombinasi dan  poros  seleksi.

Representasi Kekerasan Non-Fisik Pada Film Joker (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)

Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda :Pada shot pertama di adegan ini bisa kita lihat penandanya dari perkataan Hoyt: “Demi sebuah papan?, omong kosong tidak masuk akal”, disini Hoyt tidak percaya terhadap  pembelaan  Arthur  yang  mengatakan  bahwa  ia  telah  di  rundung  oleh gerombolan anakyang mengakibatkan papan yang ia bawa rusak dan tidak dapat dikembalikan  lagi. 
Petanda : Dapat dirasakan rasa ketidakpercayaan dari Hoyt terhadap Arthur yang telah berkata jujur. Petandanya yaitu Hoyt yang terlihat marah kepada Arthur hingga Arthur merasa tertekan oleh Hoyt, terlihat dari ekspresi wajah Arthur yang tersenyum dengan terpaksa dan merasa sangat emosional dalam hati, tetapi ia masih  berusaha  menahannya  dengan  senyuman  yang  terpaksa  tersebut.

Penanda : Murray  seorang  stand  up comedy-an menampilkan video komedi dari Arthur yang telah lama Arthur lakukan dengan dialog “Orang ini berpikir kalau terus tertawa membuatnya lucu, saksikan pelawak  ini”  kata  Murray,  Arthur  pun  langsung  berkata  "Astaga"  ketika  ia mengetahui bahwa yang di pertunjukan adalah video komedinya. Murray setelah itu mengatakan  “Kita  lihat  yang  lain.  Aku  menyukainya."
Petanda : Maksud  sebenarnya  dari Murray  itu  sendiri  yaitu  secara  tidak  langsung  ia  ingin  menghibur  orang  tetapi dengan mencemooh atau mengejek orang lain yang ia rasa tidak lucu tetapi karena ia yang meresponi video Arthur, orang-orang tetap tertawa di atas cemoohan atas video Arthur.

Penanda : terdapat  televisi  yang menayangkan acara Murray yang sedang berlangsung dengan Arthur sudah diap di belakang panggung untuk menjadi bintang tamu dari Murray.
Penanda : tujuan Murray mengundang Arthur ke program acara  nya  sebenarnya  bukan  untuk  tujuan  yang  baik  melainkan  untuk  lebih mempermalukan Arthur kepada khalayak umum

Kesimpulan : Hasil  dari  penelitian  ini menunjukkanbahwa kekerasan bisa dilakukan secara non-fisik seperti difitnah, dimaki, dijadikan bahan tertawaanbagi orang di sekitarnya.


ANALISIS SEMIOTIKA POSTER “AYO, LINDUNGI DIRI DAN KELUARGA DARI COVID-19” (TEORI FERDINAND DE SAUSSURE)

Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :

Penanda : Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari Covid19 dengan :
Petanda : Mengandung makna mengajak masyarakat untuk melindungi diri dan keluarga dengan beberapa anjuran

Penanda : Logo Kemenkes dan Germas
Petanda : Anjuran tersebut dikeluarkan oleh pihak Kemenkes dan Germas

Penanda : Memakai masker dengan benar
Penanda :Mengandung makna mengajak masyarakat untuk menggunakan masker dengan benar dan tepat

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa poster yang berjudul “Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari Covid-19” ada dua aspek yang dirumuskan pada poster ini yaitu aspek verbal dan aspek visual.

Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih Karya Denny Caknan; Studi Semiotika Ferdinand De Saussure

Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :
Penanda :Ngerti, perasaanmu
Petanda : Pencipta lagu ingin mengangkat nilai kebudayaan berupa variasi logat Mataraman

Penanda : Gamelan
Petanda : Pencipta lagu ingin mengangkat musik tradisional melalui iringan lagunya

Penanda : Badut sedang ngamen
Penanda : Pencipta lagu ingin menunjukkan sebuah budaya / kebiasaan masyarakat dalam menilai sebuah profesi

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya terepresentasi dalam lirik, musik dan video klip lagu Ndas Gerih. Nilai-nilai tersebut antara lain nilai tradisi lokal, nilai persaudaraan, nilai relijius, nilai estetika dan nilai ekonomi.

MAKNA MOTIVASI PADA LIRIK LAGU “MERAKIT” KARYA YURA YUNITA (Studi Semiotika Ferdinand de Saussure) 

Pendekatan : deskriptif kualitatif

Teori : Teori Semiotika yang dikemukakan oleh De Saussure

Analisis :

Penanda : Percaya hatimu

Petanda : Dalam petanda lirik di Verse 1 ini arti dari kata “percaya” dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2017: 1257) artinya mengakini atau yakin bahwa sesuatu emang benar atau nyata. Lalu kata “hatimu”, artinya sifat (tabiat) batin manusia; apa yang terasa dalam batin (KBBI, 2017: 581) dan pada “mu” disini menunjukkan kepada pendengar yang mendengarkan lagu, sebagai sudut pandang orang kedua.
 
Penanda : Tak apa terjatuh
Bangkitlah dan
tersenyumlah
Petanda : Lirik di Pre-Chorus adalah lanjutan dari lirik Verse 1 menunjukkan arti kata dari “terjatuh” adalah kalah atau dirampas musuh; tidak lulus; gaga, dsb (KBBI, 2017: 685). Lalu kata “bangkitlah” artinya bangun kembali (KBBI, 2017: 168), dan arti kata “tersenyumlah” adalah memberikan senyuman; tertawa dengan tidak bersuara karena bahagia (KBBI, 2017: 1522).

Penanda : Kita terus maju
(Yakini diriku, yakini dirimu) 
Penanda : Pada bagian Chorus dari kata “terus” yang artinya tetap berlanjut; tidak putus-putus (KBBI, 2017: 1734), lalu kata “maju” artinya berjalan; menjadi lebih baik; berkembang (KBBI, 2017: 1026), dan kata “kita” mengartikan penulis lagu dan pendengar. Pada paragraf kedua dari kata “yakini” artinya percaya; sungguh-sungguh; pasti (KBBI, 2017: 1865), dan kata “diriku” dan “dirimu” merupakan orang seorang dari penulis lagu dan pendengar.

Kesimpulan : Analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa pesan motivasi yang terkandung dalam lirik lagu ‘Merakit’ bahwa untuk mencapai suatu mimpi perlu memiliki sikap yang teguh, optimis, bisa belajar dari kegagalan, bersikap positif kepada disi sendiri agar bersemangat dalam memperjuangkan mimpi.


Comments

Popular posts from this blog

Kajian Seni Rupa Dan Desain

Kajian Seni Rupa & Desain

Kajian Seni Rupa Dan Desain