Kajian Seni Rupa & Desain
INOVASI BENTUK FIGUR KAYON WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA
Untuk Doktor Pandu Pramudita
Presentasi nya dengan judul diatas memberikan ilmu yang bermanfaat mengenai bagian pewayangan yang jarang dj highlight yakni kayon
Dipresentasikan dengan melatar belakangi wayang kulit yang tidak hanya memiliki nilai adi luhur pada aspek pertunjukan sastra tapi pada aspek bentuknya
Bentuk kayon di surakarta memiliki berbagai macam bentuk dalam perkembangan zamannya yang Dipelopori oleh sunan kalijaga pada Tahun 1512 Jawa atau 1443 tahun Saka
Doktor pandu pramudita dalam presentasinya membahas mengenai bagaimana inovasi bentuk figur kayon dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta
Beliau juga menggunakan beberapa asumsi Dari beberpa sudut pandang
“inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang dan isiannya”
Pendekatan Seni Rupa , Teori ikonografis
"inovasi bentuk figur kayon terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalamannya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya"
Pendekatan Sosiologi, Teori Dialektika
"nilai filosofis figur kayon berada pada simbolitas unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi"
Pendekatan: Antropologi, Teori Utama: Estetika Jawa Teori Pendukung Simbol Estetika Paradoks
Beliau juga menggunakan metode penelitian : Metode fenomenologi dengan loksa penelitian material figur (khususnya figur kayon) gaya Surakarta, yang didukung dengan data oral ( wawancara ) dari
intorman penelitian.
Dalam memahami karya tradisi yang dilakukan oleh dokter pandu pramuditia menggunakan
Eksternalisasi dengan 2 bagian :
Pengalaman estetis dalam bentuk citra.
Pengalaman estetis dalam bentuk rasa : keistimewaan bentuk dan nilai sakral
Objektivitas dengan 2 bagian :
Proses kreatif
Pengalaman artistik
Internalisasi dengan 2 bagian :
Penggunaan dan pentradisian bentuk kayon.
Nilai Filosofi
Nilai filosofi kayon yang di presentasikan beliau dibagi menjadi 3 :
Makrokosmos : memiliki nilai filosofis tentang jagat ageng dari unsurnya , triloka yang dilihat dari struktur bidangnya.
Mikrokosmos : zakat alit dilihat dari unsurnya, karep adalah konsep bentuk figure
Metakosmos : dilihat dari pola yaitu; sangkan paraning dumadi dan memayu hayuning bawana
Kesimpulan
Terakhir dalam kesimpulannya dokter pandu pramudita menjelaskan
- Inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetikanya yang disebut Dengan wanda kayon.
- Inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa Gaya Surakarta terjadi karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman artistik sehingga memunculkan dialektik bentuk figur kayon.
- Nilai filosofis pada bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.
Kesan & Pesan
Kurang lebih inilah yang disampaikan oleh Dokter Pandu pramudita
Bagi saya apa yang dibahas adalah hal yang menarik bagi saya pribadi, tidak pernah terfikirkan bagaina
kayon atau yang saya tau adalah Gunung dalam pertunjukan wayang memiliki berbagai macam arti
yang baru saya ketahui dalam presentasi beliau, membuat diri saya sendiri ingin mengikuti jejaknya
dalam membahas kesenian wayang kulit yang ada di Indonesia
Comments
Post a Comment